Indonesia emas 2045 merupakan program 100 tahun kemerdekaan Republik Indonesia. Diharapkan pada tahun itu, Indonesia akan menjadi emas, yaitu kondisi negara yang Maju, Makmur, Modern, Madani, dihuni oleh masyarakat yang berperadaban seperti yang dimaksud.Untuk menuju impian tersebut, Indonesia memilih untuk memperbaiki pendidikan yang ada di Indonesia. Terutama pendidikan sejak dini dan merata.
Bukan hanya di pulau jawa saja, melainkan seluruh
Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Pada periode ini, bangsa kita Bangsa Indonesia dihuni
oleh potensi sumber daya manusia berupa populasi usia produktif yang jumlahnya
begitu banyak. Pada periode tersebut generasi penerus bangsa berada pada titk
sangat produktif, sangat berharga dan sangat bernilai , sehingga perlu didikan
dan dimanfaatkan dengan baik dan begar agar kuliatas sumber daya manusia
Indonesia menjadi insan yang berkarakter, insan yang cerdas, dan insan yang
kompetitif. Hal tersebut dinamakan bonus demografi. Berdasarkan data Badan
Pusat Statistik 2011, jumlah penduduk Indonesia 2010 usia muda lebih banyak
dibandingkan dengan usia tua. Dalam data itu terlihat, jumlah anak kelompok
usia 0-9 tahun sebanyak 45,93 juta, sedangkan anak usia 10-19 tahun berjumlah
43,55 juta jiwa. Nanti pada 2045, mereka yang usia 0-9 tahun akan berusia 35-45
tahun, sedangkan yang usia 10-20 tahun berusia 45-54.
Lalu siapakah yang termasuk dalam golongan generasi
emas? Apakah mahasiswa termasuk di dalamnya? Jawabannya adalah iya, mahasiswa
merupakan generasi emas bangsa yang seringkali digambarkan sebagai sosok
unggul, pilihan, kreatif dan memilki integritas tinggi serta intelektual yang
luar biasa. Mahasiswa. Awal pergerakan, pergerakan peradaban, pergerakan
pemikiran, pergerakan idealisme. Mahasiswa bukan hanya sebagai penggerak
terhebat tetapi juga kelompok intelektual yang memilki pemikiran yang layak
diperhitungkan. Idealisme kuat, kritis, kreatif tetapi tidak anarkis menjadi
kekuatan mahasiswa. Yah itulah mahasiswa sebagai Generasi Emas. Generasi
perintis perubahan dalam rangka membentuk kehidupan dan peradaban bangsa yang
dinamis ke arah yang lebih baik.
Apabila Soekarno menyebutkan bahwa sepuluh pemuda akan
mampu beliau gerakkan untuk mengguncang dunia, maka apa jadinya apabila lebih
dari sepuluh pemuda berkualitas yang digerakkan untuk mengubah Indonesia.
Untuk mewujudkan cita-cita itu, investasi untuk
menanam generasi emas Indonesia mulai dilakukan mulai tahun ini. Berbagai
langkah konkrit telah dilakukan pemerintah, salah satunya yaitu menyiapkan
grand design pendidikan untuk merealisasikan rencana besar yang diharapkan
terwujud di tahun 2045 itu. Beberapa poin yang ada di dalam grand design antara
lain yaitu :
1. Pendidikan anak usia dini digencarkan dengan gerakan PAUD-isasi, peningkatan kualitas PAUD, dan pendidikan dasar berkualitas dan merata.
2. Selain itu, pembangunan sekolah/ruang kelas baru dan rehabilitasi bangunan tempat kegiatan belajar mengajar yang sudah tak layak akan dilakukan secara besar-besaran.
3. Ada aspek pelajarnya, Pemerintah akan mengupayakan intervensi khusus untuk meningkatkan angka partisipasi kasar (APK) siswa SMA/ sederajat. Pak Nuh menambahkankan bahwa melalui upaya percepatan ini diharapkan APK SMA/sederajat dapat mencapai 97 persen pada 2020. Sementara bila tanpa intervensi persentase APK yang sedemikian diperkirakan baru tercapai pada 2040.
4. Di sisi lain peningkatan APK perguruan tinggi juga dilakukan dengan meningkatan akses, memastikan keterjangkauan, dan memastikan ketersediaan.
1. Pendidikan anak usia dini digencarkan dengan gerakan PAUD-isasi, peningkatan kualitas PAUD, dan pendidikan dasar berkualitas dan merata.
2. Selain itu, pembangunan sekolah/ruang kelas baru dan rehabilitasi bangunan tempat kegiatan belajar mengajar yang sudah tak layak akan dilakukan secara besar-besaran.
3. Ada aspek pelajarnya, Pemerintah akan mengupayakan intervensi khusus untuk meningkatkan angka partisipasi kasar (APK) siswa SMA/ sederajat. Pak Nuh menambahkankan bahwa melalui upaya percepatan ini diharapkan APK SMA/sederajat dapat mencapai 97 persen pada 2020. Sementara bila tanpa intervensi persentase APK yang sedemikian diperkirakan baru tercapai pada 2040.
4. Di sisi lain peningkatan APK perguruan tinggi juga dilakukan dengan meningkatan akses, memastikan keterjangkauan, dan memastikan ketersediaan.
Di sisi lain, ada hal semacam kekhawatiran yang
membayangi terus-menerus, yaitu bonus demografi ini selain bisa mendatangkan
profit, tentu bisa juga mengakibatkan bencana. Diibaratkan 2 mata sisi uang
yang tak bisa dipisahkan. Dua hal yang memang ditakdirkan terjadi di dunia ini.
Ada putih ada hitam. Ada baik ada pula buruk. Ada kesuksesan ada pula
kegagalan. Harus kita yakini bahwa yang bisa mendatangkan profit atau menolak
bencana ini hanyalah Allah SWT. Manusia hanyalah berhak berusaha dengan sekuat
denaga dan berdo’a sebanyak-banyaknya.
Tertuang dalam sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha
Esa, sudah pasti harus menyandarkan cita-cita, harapan, rencana, grand design
dan keinginan-keinginan yang lain hanyalah kepadanNya. Buka kepada selainNya. Bila
sandaran kita bukan Tuhan YME maka saya pastikan segala cita-cita itu hanyalah
tebar pesona. Bukankah dalam dalam UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 3, disebutkan “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”?
Tujuan akhir dari pendidikan nasional kita adalah
untuk mendekatkan sedekat-dekatnya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena dengan
mendekat, maka Tuhan akan cinta. Bila kita telah cinta sama Tuhan, balasannya
yang pasti Tuhan sayang dengan kita. Tidak mungkin bertepuk sebelah tangan,
karena Tuhan memang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Dengan adanya kedekatan
dan rasa sayang itu pula, pada akhirnya cita-cita, keinginan dan segala rencana
kita, akan lebih mudah tergapai dan terlaksana. Dan pastinya mendatangkan
berkah bukan bencana.
Tantangan pendidikan di era informasi saat ini,
mengharuskan Guru untuk lebih kreatif, inovatif dan inspiratif dalam mendesain
kegiatan pembelajaran yang bermutu untuk menyongsong generasi emas Indonesia
Tahun 2045. Dengan jumlah penduduk lebih dari 240 juta jiwa, Guru menjadi kunci
utama keberhasilan sumber daya manusia yang tidak hanya produktif tetapi juga
unggul dan religius. Ini juga tidak terlepas dari upaya pemerintah untuk
bersinergi mencerdaskan anak bangsa.
Peran Guru yang
tidak hanya mengajar, termaktub dalam UU No. 14 tahun 2005, Guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan
anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan
menengah. Sedangkan hakikat guru menurut Ki Hajar Dewantara adalah ing ngarso
sung tulodo, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani yakni di depan menjadi
contoh jika di tengah membangkitkan hasrat belajar dan jika dibelakang
memberikan dorongan.
Pendidikan
memang bukanlah persoalan yang mudah, bila kita tanam sekarang ia dapat
dirasakan hasilnya 20 tahun mendatang. Maka dari itu, kita harus bersinergi
untuk mewujudkan generasi emas 2045 (100 tahun Indonesia Merdeka).
Persoalan-persoalan itu dapat kita pecahkan bersama-sama dengan bergandengan
tangan. Tidak ada lagi yang lalai dalam tugas mendidik, tidak saling adu jotos,
merokok di sekolah, jujur dalam mengelola anggaran pendidikan, terlebih lagi
guru mau menjadi pembelajar sejati dan terus berusaha untuk meningkatkan
kapasitas dirinya sehingga dapat terwujud Guru teladan (good teachers).
Karenanya pendidikan
yang bermutu harus terus diupayakan oleh sang guru. Mereka adalah mutiaranya
agent of change, pelaku perubahan agar menghasilkan manusia Indonesia yang
religius, cerdas, produktif, andal dan komprehensif melalui layanan
pembelajaran yang prima terhadap peserta didiknya, sehingga terwujud generasi
emas tahun 2045.
0 komentar:
Post a Comment